Kamis, 30 Juni 2011

Logika Pincang ali sina terhadap Kitab Suci

         Dalam banyak artikelnya si ali sina berusaha menyatakan kesalahan Al Quran atau bahwa Al Quran hanyalah cerita yang dibuat-buat dengan menunjukkan pertentangan antara kisah-kisah Al Quran dengan kisah-kisah dalam Taurat dan Injil. Lihat kutipan berikut dalam salah satu artikelnya ”Siapakah Nabi Muhammad?” Al Quran pada surah Al Baqarah ayat 249 menceritakan kisah Thalut dan tentaranya
Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata ”sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya, bukanlah ia pengikutku. Dan barang siapa tiada meminumnya kecuali menciduk seciduk tangan, maka ia adalah pengikutku”. Kemudian mereka meminumnya kecuali bebarapa orang diantara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata ” Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya”. Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata ”Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar.(QS Al Baqarah ayat 249).

Kemudian si ali sina berkata tentang ayat ini
Siapa saja yang pernah membaca Kitab Perjanjian Lama mengetahui bahwa bukanlah Raja Saul yang minum dari sungai untuk menguji orang-orangnya dan menyusutkan jumlah tentaranya. Tetapi Gideon dan ia melakukannya karena Tuhan memerintahkan demikian dan bukan atas kemauannya. Selain itu cerita mengenai penyusutan jumlah tentara Israel tidak mempunyai kaitan dengan Goliath. Oleh karena kejanggalan ini dan sejumlah kesalahan copy atau cerita yang dibuat-buat dapat dipastikan bahwa pengetahuan Muhammad tentang Taurat dan Injil adalah sepotong-sepotong berdasarkan cerita-cerita nyasar dan tahayul yang beredar waktu itu.
Kemudian mulut ali sina ini berkata lebih lancang lagi
Yang pasti adalah Muhammad mengetahui sejumlah nama dalam Taurat dan Injil dan mendengar kisah-kisah mereka dari tangan kedua. Tetapi Muhammad memasukkan nama-nama tersebut dengan cerita-cerita pendek dan tidak lengkap sekedar untuk mengelabui orang-orang arab bahwa ia sungguh mengetahui Taurat dan Injil. Ternyata banyak orang-orang arab yang termakan bualan Muhammad karena mereka kebanyakan tidak mengenal cerita-cerita orang Yahudi dan Nasrani. Tetapi bualan Muhammad tidak begitu mudah diterima oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani sehingga Muhammad harus memusuhi mereka sampai akhir hayatnya dan berupaya menghabisi mereka supaya kibulannya tidak terungkap
Sudah jelas sekali bahwa semua pendapat ali sina itu hanyalah berdasarkan dugaannya semata. Lihat saja dia menyalahkan Al Quran karena tidak sesuai dengan Kitab Taurat dan Injil. Bukankah ini kesalahan metode yang benar-benar cacat(mungkin dilandasi oleh persepsinya yang buruk terhadap islam) . Al Quran adalah kitab suci agama Islam dimana semua umat islam akan meyakini bahwa semua yang ada di dalamnya adalah benar. Begitu pula kitab Taurat dan Injil (yang dalam hal ini Perjanjian Lama) tentu akan diyakini oleh Yahudi dan Nasrani sebagai kitab suci dan mereka beranggapan bahwa apa yang ada di dalamnya adalah benar.
Who is ali sina? Apakah dia muslim? Jelas bukan, apakah dia Yahudi dan Nasrani? Entahlah, jadi darimana datangnya aturan jika Al Quran bertentangan dengan Taurat dan Injil maka Al Quran salah, mengapa tidak sebaliknya. Bagi Umat Islam berdasarkan Al Quran sendiri mereka meyakini telah terjadi perubahan dalam kitab Taurat dan Injil akibat ulah tangan-tangan jahil. Bagi Yahudi dan Nasrani yang tidak meyakini Al Quran maka mereka jelas akan lebih percaya pada Taurat dan Injil.
Bukankah dari sini terlihat jelas alangkah pincangnya dasar ali sina ini, bagaimana dia bisa menyalahkan Al Quran hanya karena Al Quran bertentangan dengan Perjanjian Lama. Kenapa dia tidak menyalahkan Perjanjian Lama karena bertentangan dengan Al Quran. Sikapnya ini jelas tidak objektif, pernyataannya itu seolah-olah bersandar pada anggapan bahwa kisah di Perjanjian Lama adalah benar, maka yang muslim dapat bertanya ”Apa buktinya?”. Jika tidak ada buktinya untuk apa berbicara
Oleh karena itu anggapan Yang lama(Taurat dan Injil) menjadi acuan bagi yang baru(Al Quran) adalah subjektivitas semata dan merupakan logika yang pincang. Seharusnya jika dia ingin menyatakan bahwa kisah Al Quran yang salah maka dia harus menunjukkan bukti autentik yang meneguhkan kisah di Perjanjian Lama itu. Bukankah dia sendiri berkata situsnya bukan tempat bagi para penginjil, tetapi aneh logikanya adalah logika seorang penginjil.

Mengenai pernyataan ali sina bahwa Nabi Muhammad SAW memusuhi dan berniat menghabisi orang Yahudi dan Nasrani, pernyataan ini adalah kebohongan yang besar, buktinya adalah Al Quran sendiri
Katakanlah ”Wahai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan selain Allah”. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka ”Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.(QS Ali Imran ayat 64)
(Dan dihalalkan )wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara wanita-wanita yang beriman dan wanita-wanita yang menjaga kehormatan di antara orang-orang yang diberi al Kitab sebelum kamu, bila kamu telah membayar maskawin mereka dengan maksud menikahinya, tidak dengan maksud berzina dan tidak pula menjadikannya gundik-gundik.Barang siapa yang kafir sesudah beriman maka hapuslah amalannya dan ia di akhirat termasuk termasuk orang-orang merugi.(QS Al Maidah ayat 5)
Bukankah Ahli kitab yang dimaksud adalah orang Yahudi dan Nasrani dan lihatlah bagaimana Allah memerintahkan Nabi Muhammad SAW untuk menyeru mereka kepada akidah tauhid, tidak ada indikasi memusuhi atau berniat menghabisi dalam ayat di atas. Begitu pula Allah SWT telah mengizinkan orang-orang muslim untuk menikahi wanita ahli kitab baik dari kalangan Yahudi atau Nasrani seperti dalam Al Quran Surah Al Maidah ayat 5. Semua ini menunjukkan itikad baik Nabi Muhammad SAW kepada ahli kitab baik dari kalangan Yahudi atau Nasrani.
Sungguh si ali sina ini adalah seorang pembohong dan menyimpan kebencian yang mendalam terhadap Islam. Sehingga tampak sekali bahwa semua argumennya dipengaruhi kebenciannya terhadap Islam. Oleh karena itu bisa diperkirakan satu-satunya alasan mengapa dia menggunakan logika pincangnya itu adalah karena dengan logika pincang itu dia dapat menjelek-jelekkan Al Quran untuk memuaskan kebenciannya terhadap Islam. Naudzubillah.

Ditulis dalam Tulisan AntiFFI pada 9:43 am oleh antifaithfreedom
 
i
15 Votes
Quantcast

Tidak ada komentar:

Posting Komentar