Kamis, 30 Juni 2011

Kekeliruan Dalam Memahami Al Quran.

        Artikel-artikel yang ditulis ali sina banyak sekali memuat pembahasan tentang ayat-ayat Al Quran yang diinterpretasi dengan buruk. Penafsiran yang dilakukannya sangat dipengaruhi pandangannya yang buruk tentang Islam. Sehingga tak berlebihan jika dikatakan bahwa tak ada satupun penafsiran Al Quran olehnya yang tidak buruk. Kali ini kami akan membahas penafsirannya yang keliru terhadap Al Quran surah At Taubah ayat 113. Dalam salah satu artikelnya ”Kenapa Saya Meninggalkan Islam” terdapat kata-kata sebagai berikut
aku juga merasa ayat-ayat berikut tidak sesuai dengan hati nuraniku. Aku mencintai semua manusia dan berharap setiap orang untuk bisa bahagia di bumi dan diampuni di akhirat. Tapi nabiku melarangku untuk meminta pengampunan bagi orang-orang yang tidak percaya juga bahkan jika mereka itu orang tua kita atau orang-orang yang kita cintai.
Kemudian dia mengutip Al Quran surah At Taubah ayat 113 ”Tiadalah sepatutnya bagi Nabi dan orang-orang yang beriman memintakan ampun (kepada Allah) bagi orang-orang musyrik, walaupun orang-orang musyrik itu adalah kaum kerabat(nya), sesudah jelas bagi mereka, bahwasanya orang-orang musyrik itu adalah penghuni neraka jahanam.(QS At Taubah;113).
Setelah itu ali sina melanjutkan dengan kata-kata yang buruk sebagai berikut
Quran dan hadis penuh dengan ayat-ayat yang tidak bisa diterima seperti ini sehingga merupakan bukti nyata bahwa Muhammad bukanlah seorang nabi tapi pemimpin suatu aliran kepercayaan saja. Kepercayaan sesat memang memaksa orang untu mengadukan anggota keluarganya sendiri. Muhammad hanyalah seorang penipu yang bohongnya sangat luar biasa, sangat memaksa sehingga orang-orang yang bodoh di zamannya percaya padanya. Lalu generasi berikutnya mewariskan kebohongan ini ke generasi berikutnya. Ahli-ahli filosofi dan para penulis lahir di suasana kebohongan ini dan mengembangkannya lebih lanjut, memuliakannya, dan membuatnya tampak dapat dipercaya. Tapi jika kau menyelidikinya ke dalam intisarinya, jika kau membaca Al Quran dan mempelajari Al hadis kau akan lihat bahwa itu semua adalah bohong belaka.
Baiklah mari kita bahas surah At Taubah ayat 113 tersebut. Ayat tersebut punya arti yang jelas bahwa Nabi dan orang-orang beriman tidak boleh berdoa memintakan ampun kepada Allah bagi orang-orang musyrik meski mereka adalah kaum kerabat sendiri. Hal ini yang dipersepsi buruk oleh ali sina karena bertentangan dengan nuraninya
Apa nuraninya ?lihat kata-katanya ”Aku mencintai semua manusia dan berharap setiap orang untuk bisa bahagia di bumi dan diampuni di akhirat”. Kata-kata yang tampak bagus tapi sungguh tidak bermakna. Sudah jadi kenyataan bahwa manusia ada bermacam-macam dari yang paling baik sampai yang paling jahat, dan menurut kata ali sina dia mencintai semua manusia tanpa kecuali. Pernyataan yang sulit dipercaya karena memang tidak mungkin. Konsep cinta yang aneh jika ada orang mencintai orang yang sangat jahat, bayangkan jika orang itu adalah teroris yang telah membunuh banyak orang termasuk keluarganya ali sina (misalnya) akankah dia berdoa kepada Tuhannya(jika dia percaya Tuhan) agar mengampuni orang itu. Atau akankah dia berdoa agar orang itu bahagia di dunia ini.
Cara pandang seperti itu jelas tidak benar. Adalah wajar kalau kita membenci orang yang jahat yang dengan kejahatannya telah membunuh banyak orang atau telah membuat kita menderita. Kita juga tidak akan bersusah payah untuk mendoakan agar orang tersebut bahagia dunia dan akhirat. Dan apakah jika kita tidak mendoakan orang tersebut, itu berarti bertentangan dengan moral atau nurani kita? Terlalu ironi memang.
Begitulah ali sina memiliki cara pandang yang aneh terhadap cinta sesama manusia, dia tidak menerima Al Quran surah At Taubah ayat 113 tersebut karena tidak sesuai nuraninya. Dan ternyata nuraninya itu aneh dan maaf tidak benar. Bagaimana mungkin dia menyalahkan Al Quran karena tidak sesuai dengan nuraninya. Ini salah satu kepincangannya, menganggap nuraninya itu benar tanpa diperiksa terlebih dahulu ” jangan-jangan ada yang tidak beres dengan nuraninya”.
Apakah tidak memintakan ampun orang-orang musyrik kepada Allah SWT meski mereka keluarga kita adalah bertentangan dengan nurani manusia?. Tentu saja kami yang muslim jelas percaya bahwa Allah lebih mengetahui nurani manusia dan larangan Allah akan kami ikuti dengan baik. Allah melarang kita meminta pengampunan, kenapa? Karena orang musyrik melakukan kezaliman yang besar yaitu syirik dan syirik adalah dosa orang itu pribadi kepada Tuhan. Percuma saja meminta pengampunan kepada Tuhan jika orangnya sendiri tetap berkeras dalam kezaliman atau kesyrikannya. Jika memang kita mencintai orang tua, keluarga atau kerabat kita, maka seharusnya kita mengajak mereka agar meninggalkan kesyirikan atau kita berdoa agar Allah memberikan hidayah kepada mereka. Begitu jelas lebih baik dan memang dianjurkan.
Jadi tidak meminta pengampunan terhadap orang-orang musyrik berkaitan dengan sikap kita kepada Tuhan. Bagaimana mungkin kita mengabaikan ini. Hal inilah yang tidak dimengerti oleh ali sina. Menurutnya akhlak atau moral itu hanya berkaitan dengan manusia saja. Dia tidak mengerti bagaimana akhlak atau sikapnya kepada Tuhan, tidak mengerti kalau kesyirikan adalah kezaliman pribadi seseorang kepada Tuhan yang oleh karenanya harus orang itu sendiri yang bertaubat kepada Tuhan.
Satu hal lagi yang perlu dijelaskan bahwa AtTaubah ayat 113 itu tidak berarti kita mesti bersikap buruk kepada orang-orang musyrik termasuk keluarga kita. Yang tidak boleh itu adalah meminta pengampunan. Sedangkan berbuat baik dan berlaku adil tetaplah dianjurkan selagi mereka orang musyrik tidak memerangi Islam. ”Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan adil terhadap orang-orang yang tidak memerangi kamu dalam agama dan tidak mengusir kamu dari kampung-kampungmu sebab Allah senang kepada orang-orang yang adil. Allah hanya melarang kamu bersahabat dengan orang-orang yang memerangi kamu dalam agama dan mengusir kamu dari kampung-kampungmu dan saling bantu-membantu untuk mengusir kamu ,barangsiapa bersahabat dengan mereka maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim.(QS Al Mumtahanah; 8-9).
Begitu pula terhadap orang tua, meski mereka musyrik, kita tetap diharuskan bersikap baik kepada mereka, mentaati mereka selagi mereka tidak menyuruh kita bermaksiat kepada Allah SWT karena sudah jelas bahwa Akhlak kepada Tuhan di atas akhlak kepada manusia.
Dan Kami perintahkan kepada manusia(berbuat baik) kepada kedua orang ibu bapaknya, Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu,maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian hanya kepada-Ku lah kembalimu maka kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.(QS Luqman;14-15).
Tuduhan ali sina tentang Nabi Muhammad SAW bahwa Beliau SAW adalah pembohong dan banyak orang tertipu oleh Beliau SAW. Maka sudah cukup bagi kami bahwa kata-kata itu lebih tepat ditujukan buat ali sina dan orang-orang yang tertipu olehnya. Apalagi kata-kata ali sina ”Tapi jika kau menyelidikinya ke dalam intisarinya, jika kau membaca Al Quran dan mempelajari Al hadis kau akan lihat bahwa itu semua adalah bohong belaka”.Kami juga mempelajari Al Quran dan Hadis dan anehnya kami tidak mencapai kesimpulan seperti ali sina itu. Tidak hanya itu dari dulu sampai sekarang ada banyak ulama Islam yang benar-benar mempelajari Al Quran dan Hadis dan pembahasan mereka adalah pembahasan yang objektif dan tidak tendensius seperti ali sina. Jelas sekali kata-kata ali sina itu hanya untuk mengecoh orang lain padahal tidak ada satupun dari pembahasan Al Quran dan Hadis yang dia lakukan adalah benar. Semuanya hanya bertujuan untuk menjelekkan agama islam. Naudzubillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar